Kejahatan Dunia Digital
Hallo blogger lovers pada blog kali ini kami akan menjelaskan mengenai kejahatan di dunia digital
Nah, sekarang ini semakin banyaknya pengguna komputer dan internet, peretasan menjadi semakin umum. Ada peretas yang bertujuan positif, seperti mengembangkan dan menjaga keamanan sistem, tetapi ada juga yang melakukan kejahatan.
Evolusi Peretasan
1. Era 1 (1960-1970-an) – Peretasan masih bersifat positif, dilakukan oleh ahli komputer untuk mengembangkan teknologi.
2. Era 2 (1970-1990-an) – Peretasan mulai memiliki konotasi negatif, seperti membobol sistem dan mencuri data.
3. Era 3 (1990-an hingga sekarang) – Dengan berkembangnya internet, e-commerce, dan smartphone, batas antara peretasan positif dan negatif semakin kabur.
Era Peretasan 1: Kegembiraan dalam Memprogram
Pada awal perkembangan informatika, peretas adalah programmer kreatif yang sangat memahami teknik komputasi. Mereka mengembangkan berbagai program, seperti permainan dan aplikasi bisnis. Namun, beberapa peretas juga mulai menemukan cara untuk mengakses sistem rang lain tanpa izin. Pada awalnya, peretasan dilakukan karena rasa ingin tahu dan tantangan dalam memahami teknologi, bukan untuk melakukan kejahatan atau merusak sistem. The New Hacker’s Dictionary menggambarkan peretas sebagai orang yang senang menjelajahi sistem dan mengembangkan kemampuan mereka dengan penuh semangat. Jude Milhon juga mendeskripsikan peretasan sebagai usaha cerdas untuk menembus batasan dalam sistem, keamanan, dan hukum. Di era awal, peretas berperan seperti penjelajah dunia baru yang berusaha menemukan cara baru dalam teknologi, seperti mengendalikan konsol Nintendo Wii di luar batasan resmi atau menemukan celah keamanan pada iPhone. Konsep hack-a-thons juga muncul, di mana banyak orang bekerja sama untuk menciptakan inovasi baru dalam pemrograman.
Era Peretasan 2: Munculnya Sisi Gelap Peretasan
Seiring berkembangnya teknologi, makna "peretas" mulai berubah. Tidak hanya mengeksploitasi batasan teknis, tetapi juga mulai melanggar etika dan hukum. Pada tahun 1980-an, sisi gelap peretasan mulai muncul, seperti penyebaran virus komputer dan vandalisme digital, di mana halaman situs web diubah tanpa izin.
Peretasan dan Keamanan Siber
Peretasan kini semakin berkembang, termasuk dalam bentuk pembobolan sistem komputer di perusahaan besar, lembaga penelitian, dan pemerintahan. Banyak peretas melakukannya untuk tantangan atau kepuasan pribadi. Salah satu kasus terkenal adalah peretasan sistem Departemen Pertahanan AS oleh seorang anak muda, yang terinspirasi dari film "War Games"
Pada tahun 1988, muncul Morris Worm, program berbahaya yang mengeksploitasi celah keamanan di sistem UNIX. Worm ini menyebar dengan cepat dan memperlambat sistem komputer, menyebabkan gangguan luas bagi pengguna internet. Insiden ini menimbulkan kekhawatiran akan ancaman terhadap layanan penting seperti rumah sakit dan reaktor nuklir.
Sebagai respons, dibentuk Computer Emergency Response Team (CERT) untuk menangani insiden keamanan siber. Di Indonesia, lembaga BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) mendirikan Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional untuk mengoordinasikan keamanan dunia maya.
Dengan semakin banyaknya orang yang menggunakan internet dan media sosial, ancaman peretasan juga semakin meningkat. Peretas sering masuk ke sistem lewat aplikasi atau jaringan yang tidak aman, seperti telepon atau Wi-Fi. Mereka juga menipu orang dengan iklan palsu, diskon bohongan, atau video menarik di media sosial yang sebenarnya berisi virus untuk mencuri data.
Untuk melawan ancaman ini, tim keamanan komputer (CERT) dibentuk agar bisa menangani serangan siber. Banyak perusahaan dan pemerintah juga mulai memperkuat sistem keamanan mereka. Karena itu, keamanan informasi kini menjadi bidang yang sangat penting, dengan banyak ahli bekerja sama untuk melawan peretas dan melindungi data pengguna.
Terdapat dua jenis hacker: hacker topi putih dan hacker topi hitam.
Hacker topi putih adalah orang yang menggunakan keahliannya untuk mencari kelemahan sistem keamanan, tapi dengan tujuan baik. Mereka membantu perusahaan atau pemerintah supaya sistemnya lebih aman.
Hacker topi hitam atau sering disebut cracker, adalah hacker yang bertindak jahat. Mereka mencuri data, merusak sistem, atau bahkan mengunci akses ke sebuah sistem lalu meminta tebusan agar bisa dibuka kembali.
Ada juga hacker topi abu-abu, yang berada di antara hacker baik dan jahat. Mereka mungkin memperbaiki kelemahan sistem tanpa izin, tapi tetap ilegal jika tidak melaporkannya ke pemilik sistem.
Hacker menggunakan berbagai jenis malware (perangkat lunak berbahaya) untuk melakukan aksinya, seperti:
1. Virus – Menempel pada program lain dan menyebar ketika program dijalankan. Bisa merusak, menyembunyikan, atau menghapus file.
2. Worm – Mirip virus, tapi bisa menyebar sendiri tanpa perlu menempel pada program lain. Contohnya Conficker, yang menyerang jutaan komputer sejak 2008.
3. Trojan Horse – Malware yang terlihat seperti aplikasi biasa, tetapi sebenarnya membawa ancaman tersembunyi.
Malware ini digunakan hacker untuk mencuri data, merusak sistem, atau menyebarkan serangan lebih luas.
Selain itu, ada juga kelompok hacker bernama Anonymous. Mereka adalah sekelompok aktivis dunia maya yang sering menyerang pemerintah atau perusahaan besar. Mereka biasanya memakai topeng Guy Fawkes sebagai simbol mereka.
Phishing, Pharming, dan Spyware
Phishing
Teknik penipuan di dunia maya untuk mencuri data pribadi, seperti username, password, atau informasi kartu kredit.
Biasanya dilakukan melalui email, pesan teks, atau situs web palsu yang menyerupai layanan resmi.
Tujuannya adalah agar korban secara tidak sadar memberikan informasi pribadinya kepada peretas.
Pharming
Teknik yang lebih canggih dari phishing, di mana pengguna diarahkan ke situs web palsu tanpa mereka sadari.
Peretas bisa mengubah sistem DNS sehingga meskipun pengguna mengetik alamat situs asli, mereka justru masuk ke situs palsu yang dikendalikan peretas.
Digunakan untuk mencuri informasi login dan data pribadi pengguna.
Spyware
Jenis malware yang dipasang diam-diam di komputer atau perangkat seluler untuk memantau dan merekam aktivitas pengguna.
Bisa mencatat penekanan tombol keyboard, mengambil data pribadi, atau bahkan mengakses kamera dan mikrofon perangkat tanpa izin.
Sering digunakan untuk pencurian identitas atau penyadapan informasi sensitif.
1. Sistem Operasi Rentan Diretas
Sistem operasi (Windows, MacOS, Linux) adalah otak komputer yang mengatur akses dan menjalankan program.
Jika ada celah keamanan, hacker bisa masuk dan mengendalikan perangkat kita.
2. Bahaya di Internet
Banyak serangan terjadi di dunia online, mulai dari pencurian data hingga penyebaran virus.
Perangkat seperti komputer, ponsel, dan tablet bisa jadi target jika tidak dilindungi dengan baik.
3. Kenapa Keamanan Digital Lemah?
Karena teknologi berkembang cepat, tapi sering mengabaikan faktor keamanan.
Sistem yang rumit dan terus diperbarui kadang justru menciptakan celah baru bagi hacker.
Kesimpulan:
Dunia digital punya banyak risiko, jadi kita harus selalu waspada. Pastikan perangkat selalu diperbarui, jangan sembarangan klik link mencurigakan, dan gunakan keamanan ekstra seperti antivirus
Naah itu dia beberapa penjelasan mengenai kejahatan di dunia digital, semoga hal ini dapat bermanfaat bagi sobat blogger lovers
Komentar
Posting Komentar